Begitulah kalau emosi sudah menguasai diri.
Tuhan saja maha pemaaf, kenapa kita, yang tidak berarti apa-apa, bisa mengatakan hal itu? Khilaf adalah kata yang pas untuk mewakili segenap peristiwa yang melingkupinya. Untung ada sebagian yang sadar, bahwa itu hanya sepercik dari seluruh proses, yang semoga kian mendewasakan kita. Termasuk latihan untuk menguasai emosi di diri.
Memang sih, ada yang tersinggung dengan hal itu. Tetapi demi sebuah proses, saya pikir cukup dewasa untuk memahami, cerdas berpikir dengan hati nurani. Kesakitan yang amat dalam dan tiada pemakluman bisa menjadi letupan yang keras. Tak terelakkan bisa terjadi. Tapi sekali lagi...itu hanya rentetan perjalanan dari suatu proses.
03.24
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar