00.48

Apakah Ia Memahami?


“Dit, aku nggak pernah tahu ada apa sebenarnya dengan Joey. Dia tak pernah mengenalkan aku pada teman-temannya. Sebaliknya, aku sangat terbuka padanya. Kalau aku tanya dia selalu beralasan, teman-temannya beda dengan lingkunganku, yang sangat terbuka, dan bisa menerima segala perbedaan, apa adanya. Tapi benarkah hanya itu alasannya? Mungkinkah dia malu mengenalkan bahwa aku pasangannya? Mungkinkah dia takut, ada masa lalunya yang bisa jadi terungkap, apabila aku mengenal teman-temannya? Ataukah ada alasan lain yang aku tak tahu? Apakah aku salah?” mata Heidy tak berbohong ketika dia begitu berharap mendapat jawaban atas pertanyaannya. Sahabatnya, Dity tak bergeming, die menepuk pundak sahabatnya perlahan.

“Dy, yang tahu alasan sebenarnya adalah Joey. Kalau aku menjadi kamu, mungkin akupun bersikap sama. Tapi sudahlah. Kalau sudah beberapa kali hal itu kamu sampaikan padanya dan tak ada perubahan, mau apa? Kamu sudah berusaha. Selanjutnya? Kalau kamu tetap pada role yang berjalan, Tuhan akan kasih yang terbaik atas sikapmu itu. Bisa jadi semua pertanyaanmu itu tadi tak salah, dan sangat wajar. Nikmatilah harimu, Dy. Karena yang bisa membuat kamu bahagia adalah diri kamu, bukan siapapun. Karena diri kamu adalah milik kamu seutuhnya. Semoga saja Joey sadar dan mengerti. Kalau toh pun tidak, dia tahu apa yang sebenarnya telah ia lakukan padamu. Bahwa itu membuat kamu tersiksa, membuat kamu berjalan seperti di awang-awang, kadang curiga, cemburu, dan lainnya. Suatu saat dia akan memahami.”

0 komentar: