I have climbed the highest mountains
I have run through the fields
Only to be with you
Only to be with you
I have run I have crawled
I have scaled these city walls
Only to be with you
But I still haven't found
What I'm looking for
But I still haven't found
What I'm looking for
I have kissed honey lips
Felt the healing in her fingertips
It burned like fire
This burning desire
I have spoke with the tongue of angels
I have held the hand of a devil
It was warm in the night
I was cold as a stone
But I still haven't found
What I'm looking for
But I still haven't found
What I'm looking for
I believe in the Kingdom Come
Then all the colors will bleed into one
But yes I'm still running.
You broke the bonds
You loosened the chains
You carried the cross
And my shame
And my shame
You know I believed it
But I still haven't found
What I'm looking for
But I still haven't found
What I'm looking for
Tak ada yang mengesankan dari perjalanan ke Jogja waktu itu, seandainya dari awal tidak ada motivasi istimewa dari Andy untuk meberikan surprise buat Liz. Sampai hari inipun masih terbayang jelas hadiah kaos berlogo Manchester United kesayangan, hadiah ultah dari perempuan yang selalu mengusik hatinya itu. Sudah lama pria botak itu menerka-nerka balasan hadiah yang diinginkan Liz. Sampai kemudian pertanyaan itu terjawab ketika ia ngobrol dengan Liz.
“Batik Jogja bagus ga sih?” Andy memancing pembicaraan.
“Bagus banget, murah-murah lagi. Trus di sana juga update model. Kamu mau belikan aku?” Mata Liz mengerling menggoda pria yang suka motor sport itu. Jantung Andy terkesiap.
“Emang kamu suka?” tanya Andi setengah bergetar gugup. Liz tersenyum simpul.
“Ya sukalah. Apalagi kalau buat tidur. Kan batik ada yang adem juga tuh. Kamu mau ke Jogja apa?”
“Ya lihat nanti.” Jawab Andy singkat. Hatinya berbunga-bunga senang dan penuh harap.
***
Dan akhirnya Jumat sore, Andy, Juan, Riri, Heli, Erna dan Indra pergi ke Jogja. Tujuan utama sih menghadiri acara perkawinan teman, sekalian mencari barang-barang untuk keperluan pribadi. Setelah menghadiri resepsi, berenam mereka ke Malioboro untuk membeli keperluan masing-masing. Hampir 2 jam keliling berpencar Erna menelepon memberitahu kalau sudah menunggu di mobil dan siap untuk perjalanan berikutnya. Riri, Heli dan Juan bergegas menuju ke tempat parkir. Ternyata Andy dan Rif belum juga nongol sampai hampir setengah jam kemudian. Beberapa kali ditelepon bilangnya sedang otw ke parkiran. Lama banget. Sampai akhirya dari kejauhan yang ditunggu-tunggu muncul. Andy menenteng tas kertas yang di dalamnya ada belanjaan.
“Uh la la....belanja toh. Apaan tuh?” Riry penasaran. Andy tersenyum penuh arti.
“Apaan sih?” Juan tak kalah penasarannya.
“Ada deh....” Andy masih senyam-senyum tak jelas. Ya sudah, daripada kecewa mendingan diam dan masuk lagi ke mobil. Giliran Erna nyetir sampai di Kasongan, surga buat orang yang sangat menyukai gerabah untuk interior rumah. Sementara itu Andy tampak tersenyum sumringah di samping Rif yang juga ikut berbahagia. Melihat kelakuan mereka, Juan mendelik curiga.
“Hayo, kalian menyembunyikan sesuatu ya?” tanyanya menyelidik. Rif tertawa terbahak-bahak.
“Enggak kok enggak. Tuh, Andy yang lagi seneng banget hari ini. Ups...” Rif menutup mulutnya tanda telah kelepasan ngomong. Andy sontak menginjak kakinya keras hingga ia menjerit tertahan.
“Kamu beli oleh-oleh apa sih?” Kembali Juan mendesak Andy untuk mengaku. Pria yang hari itu berkaos hitam menggeleng-gelengkan kepala. Juan merebut tas kertas dari pegangan Andy. Kontan muka Andy merah padam dibuatnya. Juan tak sabar membuka bungkusan plastik putih dari dalam tas. Matanya membelalak lebar melihat barang yang dibeli Andy.
“Dasterrr?? Buat siapa? Seksi banget lagi, ada tali kecil di pundak.” Juan bertanya setengah menggumam. Matanya nanar mengamati daster warna pink berukuran jumbo di tangannya. Rif tersenyum-senyum simpul.
“Kok kamu tertawa, Rif? Kamu tahu ya buat siapa daster batik adem itu?” Riri ikutan nyeletuk.
“Tanya Andy dong. Kan dia yang beli. Aku sih cuman milihin model aja.” Rif menjawab sambil tersenyum-senyum menyebalkan. Di sampingnya muka Andy sudah tak keruan. Antara malu, senang, takut karena harus menjelaskan, dan nervous. Juan masih memegang-megang daster itu. Matanya melirik ke Andy setengah kesal karena tak kunjung ada jawaban ke luar dari mulutnya.
Hmm...setahu Juan sih nggak ada cewek yang didekatin Andy saat ini. Ia orang nomor satu tempat curhat Andy. Jadi, seharusnya ia tahu, siapa cewek yang dihadiahi daster oleh Andy. Tapi yang ini? Dalam hati ia berharap, mudah-mudahan Andy memberikannya pada perempuan yang tepat. Ya ya ya....semoga*
Tidak menyakiti,
Melainkan berbagi kasih
Mengerti, memahami dengan sepenuh hati
Berani meminta dan memberinya maaf
Dengan segenap toleransi,
Bukan untuk mengulang kesalahan yang sama
Saling mencintai itu membebaskan..
Apabila menyenangkan keduanya
Bukan salah satu menjadi senang dan tertawa
Sementara di sisi lain, ada seseorang terluka
Terabaikan...
Masihkan bisa kita mengecap makna ‘saling mencintai’?
Yang sangat berbeda artinya dengan...
Aku mencintai,
Atau kamu mencintai?
“Dit, aku nggak pernah tahu ada apa sebenarnya dengan Joey. Dia tak pernah mengenalkan aku pada teman-temannya. Sebaliknya, aku sangat terbuka padanya. Kalau aku tanya dia selalu beralasan, teman-temannya beda dengan lingkunganku, yang sangat terbuka, dan bisa menerima segala perbedaan, apa adanya. Tapi benarkah hanya itu alasannya? Mungkinkah dia malu mengenalkan bahwa aku pasangannya? Mungkinkah dia takut, ada masa lalunya yang bisa jadi terungkap, apabila aku mengenal teman-temannya? Ataukah ada alasan lain yang aku tak tahu? Apakah aku salah?” mata Heidy tak berbohong ketika dia begitu berharap mendapat jawaban atas pertanyaannya. Sahabatnya, Dity tak bergeming, die menepuk pundak sahabatnya perlahan.
“Dy, yang tahu alasan sebenarnya adalah Joey. Kalau aku menjadi kamu, mungkin akupun bersikap sama. Tapi sudahlah. Kalau sudah beberapa kali hal itu kamu sampaikan padanya dan tak ada perubahan, mau apa? Kamu sudah berusaha. Selanjutnya? Kalau kamu tetap pada role yang berjalan, Tuhan akan kasih yang terbaik atas sikapmu itu. Bisa jadi semua pertanyaanmu itu tadi tak salah, dan sangat wajar. Nikmatilah harimu, Dy. Karena yang bisa membuat kamu bahagia adalah diri kamu, bukan siapapun. Karena diri kamu adalah milik kamu seutuhnya. Semoga saja Joey sadar dan mengerti. Kalau toh pun tidak, dia tahu apa yang sebenarnya telah ia lakukan padamu. Bahwa itu membuat kamu tersiksa, membuat kamu berjalan seperti di awang-awang, kadang curiga, cemburu, dan lainnya. Suatu saat dia akan memahami.”
Green light, seven eleven
You stop in for a pack of cigarettes
You don’t smoke, don’t even want to
I see you check your change
Dressed up like a car crash
The wheels are turning byt you’re upside down
You say when he hits you, you don’t mind
Because when he hurts you, you feel alive
Is that what it is?
Red lights, grey morning
You stumble out of a hole in the ground
A vampire or a victim
It depend’s on who’s around
You used to stay in to watch the adverts
You could lip synch to the talk shows
And if you look, you look through me
And if you talk it’s not to me
And when I touch you, you don’t feel a thing
If I could stay... then the night would give you up
Stay, and the day would keep it’s trust
Stay, and the night would be enough
Faraway, so close
Up with the static and the radio
With satelite television
You can go anywhere
Miami, new orleans, london, belfast and berlin
And if you listen I can’t call
And if you jump, you just might fall
And if you shout I’ll only hear you
If I could stay... then the night would give you up
Stay then the day would keep it’s trust
Stay with the demons you drowned
Stay with the spirit I found
Stay and the night would be enough
Three o’clock in the morning
It’s quiet and there’s no one around
Just the bang and the clatter
As an angel runs to ground
Just the bang and the clatter
As an angel hits the ground
"Aku sudah bersuami, Riz. Tak mungkin aku membagi hati untukmu", kata Yos ketika Riz, laki-laki berumur tujuh tahun di bawahnya itu memohon agar ia membalas cintanya.
"Aku paham. Tolong kamu mengerti, Yos. Aku mencintaimu. Kamu juga harus memahami aku dalam hal ini. Please...bagi hatimu untuk aku. Aku mencintaimu, Yos. Sangat mencintaimu..." tatapan mata Riz begitu menghiba.
Dan selama sebulan penuh, setiap malam yos selalu menerima permohonan cinta laki-laki metrosexual itu. Dan setiap malam itu pula, perempuan yang masih terlihat sangat muda di usianya yang ke-34 itu menepis harapan Riz. Baginya, mengatakan cinta tak sekedar main-main. Membagi hati adalah hal yang tak pernah ada dalam kamus hidupnya. Hati Yos sudah diserahkan kepada Hans, laki-laki sederhana yang kini mendampinginya. Apapun kelemahan dan kelebihan Hans, adalah kelemahan dan kelebihan Yos. Hans bukan hanya separuh jiwanya, bukan hanya bagian dari hidupnya. Tetapi seluruhnya, adalah hal yang tak terpisahkan.
Tak tahu kenapa,
beberapa hari ini suka banget makan pecel.
Beragam tukang jualan pecel dicobain.
Sampe semalem...
Temen-temen pada ngetawain..
Katanya: obsesi yang sederhana
Pecel!
hehe...
Kabar itu mengejutkan,
Begitu singkat..
kau dipanggil Yang Kuasa
Selamat jalan, kawan
Tuhan punya keputusan indah buatmu
Amien..