Habis lihat foto jaman dulu, jadi nyadar kalau perlahan perubahan itu melingkupi diriku. Geli kalau ingat jaman SD, aku begitu pemalu. Masuk SMP aku dikenal dengan gadis pemalu, pintar, disukai teman cowokku yang nakal, tampan dan terkenal playboy, tetapi aku justru naksir adik kelasku. Padahal, aku sama sekali tak tahu, apa sih makna cintaaaaa? Setahuku aku hanya suka melihat Irwan, adik kelasku yang akhirnya juga menyukaiku. Bah! Cinta monyet macam apa ini hahaha..
Begitu SMA, aku malah menjadi pelopor tukang bolos di kelas, karena mayoritas teman cewekku kutu buku, maklum anak Fisika kan begitu. Jaman kuliah aku begitu tomboy, tak kenal make up, dandan metal. Jins belel, kaos oblong, rambut cepak, gaya sok cool (malah kesannya jadi judes dan galak). Kaos saja nggak ada yang model feminim, semua ala cowok, oblong. Kuliah jarang pakai sepatu, kecuali dosennya killer. Seminggu sekali pasti nonton konser music. Sampai nggak peduli malam pun diniatin, lompat pagar juga pernah beberapa kali. Untung punya sepupu dan teman-temannya yang mau ngejagain kalau nonton music di malam hari. Maklum suka ada tawuran di luar lokasi konser.
Tapi seiring perkembangan umur, jelang skripsi, semua berubah. Aku menjadi feminim. Memanjangkan rambut, lebih rapi, lebih peduli dengan lingkungan sekitar, tak pelit menebar senyum, care dengan teman yang mampir ke kost, suka merawat diri. Sepertinya itu berlanjut sampai sekarang. Meski kombinasi di antara style sebelumnya itu tetap ada. Misalnya meski aku suka pakai rok, tapi seneng bola, suka nonton F1, seneng music slow rock, keras, usil, suka otomotif berbau sport, tapi suka juga memasak. Parahnya lagi sering nangis kalau dikerjain, apalagi kalau nyangkut hati. Hahaha….
23.23
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar