tidak terasa,
ternyata sudah setahun aku berada di Semarang
sepertinya baru kemarin
sepertinya baru sebentar aku gabung sama teman-teman di kerjaan sekarang
nggak terasa sudah setahun
banyak hal sudah aku dapat
suasana baru
tambah baru dan variatif
sepenuhnya aku syukuri
semuanya
termasuk ada-nya bagiku
You Love Him then He Looks Charming
21 November
“You don’t love a man because he’s charming”. Kalimat ini mengutip dari salah satu novel yang aku baca. Aku mengamininya karena memang merasa seperti itu adanya. Gampangnya gini, dulu aku sangat suka cowok-cowok tinggi besar, putih, kaya, dan pintar. Setelah aku dapat, ternyata sama saja. Kalau kita gagal menambah inovasi dalam relationship, rasanya hambar, nggak seru, cuman napsu.
Dan ini terjadi juga sama temanku, kebalikannya. Dia mencintai cowok yang sama sekali nggak tinggi, nggak cakep, nggak putih, nggak kaya, tapi pintar. Tapi hasilnya? Dia tertolak. Aneh. Padahal temenku ini cantik dan banyak yang suka. Kenapa dia nggak menarik hati si kutu buku itu ya? Apa mungkin baginya temenku ini juga aneh dan enggak menarik di matanya. Dan sekarang dia sadar, bahwa mencintai seseorang nggak perlu pertimbangan IQ. Hehehe..
Kesimpulan dalam tulisan kali ini adalah mencintai itu nggak ada alasan. Apakah karena dia pintar, cakep, kaya, bla bla bla. Mencintai itu komitmen dan wujud tanggungjawab, terhadap pilihan, dengan resiko. Dan kalau kita sudah memilih, dia, dalam kondisi apapun, dia akan terlihat pintar, ganteng, menarikJ
Virtual dog
21 November 2008
Anjing yang hanya bisa menggonggong, tapi nggak bisa menggigit. Kasihan ya. Dia hanya bias menjadi tontonan yang menyenangkan, menggemaskan, menyedihkan, sekaligus bias dieksploitasi dari depan layar, via keyboard, melalui mouse. Hmmm…
Seperti itu juga sih kalau kita nggak punya sikap terhadap keputusan. Ada yang merasa nggak nyaman di lingkungan tertentu, tapi hanya bias teriak, menggerutu di belakang, nggak berani protes, menyampaikan argument ketika meeting. Ada ketakutan ketika akan bersuara. Jangan-jangan dianggap memberontak. Kemudian bingung, bagaimana jadinya kalau sampai dipecat? Harus ke mana? Hmm…
Menurut aku sih semua punya resiko. Termasuk ketika seseorang memutuskan BEBAS, meski akan berat melangkah. But guys, pastinya akan lebih MENANTANG, MENDEBARKAN, dan PUAS hehehe….
Depend on you sih. Mau pilih mana? Virtual? Monggo…
Perjalanan dari Jogja.
Udah pasti, di atas maghrib terkendala truk-truk pasir dari Muntilan yang sudah terkenal itu:-) Jadinya kendaraan berjajar rapih,musti bersabar, dan sesekali nyalip...seru.
Tiap kali bisa melewati 2 mobil di depan, kita histeris: YES, dapett!
Lagii...hehehe,nakalnya.
Tetapi segala kata Yang memakai awalan TER- adalah bermakna PALING dari yang PALING.
Cinta adalah perasaan simpati yang melibatkan emosi yang mendalam Menurut Erich Fromm, ada empat syarat untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu:
Pengenalan,Tanggung jawab, Perhatian, Saling menghormati
Seperti banyak jenis kekasih, ada banyak jenis cinta. Cinta berada di seluruh semua kebudayaan manusia. Oleh karena perbedaan kebudayaan ini, maka pendefinisian dari cinta pun sulit ditetapkan.
Ekspresi cinta dapat termasuk cinta kepada 'jiwa' atau pikiran, cinta hukum dan organisasi, cinta badan, cinta alam, cinta makanan, cinta uang, cinta belajar, cinta kuasa, cinta keterkenalan, dll. Cinta lebih berarah ke konsep abstrak, lebih mudah dialami daripada dijelaskan.
Cinta kasih yang sudah ada perlu selalu dijaga agar dapat dipertahankan keindahannya
Tapi kalian pasti setuju guys, amalan nggak hanya di bulan puasa. Tapi seterusnya. FOREVAHlah....deal?? Met Puasa yaaaa:-)
Label: Met Puasa ya..
Kalau dia laki-laki, aq pasti melamarnya sedari dia ada. Membuat tanemanku subur, growing wing wing....asik. Membuat syaraf otakku rilex, berlagu romantis, pikiranku terbang....flying...fuihhh nikmat. Aq rela menyetubuhi dan disetubuhinya. Tanpa KONDOM! Haha...ya iyalah, hujan getoh.
Label: Halah...
Dimuat di Suara Medeka, 25 Juni 2008
”Sekarang semua serba susah, Nggak tahu nanti gimana hidup saya dan keluarga. Berat rasanya, apalagi saya adalah orang tua tunggal bagi anak-anak,” ungkap Ninuk, perempuan pemepe ikan di Pantai Sari, Pekalongan, Jateng.
KEHIDUPAN perempuan di pesisir utara, terutama Pekalongan memang tak lepas dari dunia batik dan perikanan. Maklum, potensi ekonomi kota yang berbatasan dengan Kendal dan Pemalang ini memang masih mengandalkan aktivitas bisnis di sektor itu. Tak ayal kehidupan masyarakatnya juga sangat tergantung dari pendapatan di sektor tersebut.
Ninuk adalah salah satu buruh ``mepe`` ikan di wilayah Pantai Sari. Tiga tahun lalu dia terpaksa menjadi single parent bagi kedua anaknya. Sang suami sudah meninggal. Awalnya sama sekali tak terpikir bahwa perempuan berusia 55 tahun itu akan bekerja, karena hidup sekeluarga cukup mengandalkan nafkah dari kepala rumah tangga. Tapi ketika ayah dari Rio dan Gabe harus berpulang lebih dahulu, mau tak mau Ninuk harus mengambil alih kemudi rumah tangga.
Setiap hari dia berangkat dari rumah pukul tujuh pagi dengan berjalan kaki menuju tempat kerja, yaitu tempat pengepakan ikan milik Pak Adam. Itu dilakukan setelah mempersiapkan makan pagi kedua anaknya dan membersihkan rumah. Tak keberatan rasanya dia bangun lebih awal agar kedua anaknya tidak ”kapiran”.
Memakai baju seadanya berlengan panjang, topi lusuh, dan sepatu boot Ninuk siap bekerja hingga pukul lima sore. Topi lusuh dan baju lengan panjang untuk menangkap panasnya matahari.
Sepatu boot digunakan untuk melindungi kaki apabila rob menggenang tempat penjemuran ikan. Tidak hanya mepe atau menjemur ikan. Pekerjaan mereka meliputi mepe, memilah, mengepak hingga menimbang ikan untuk dikirim ke pemesan. Sebelum dijemur, ikan lebih dahulu dicuci. Bagian mencuci ikan biasanya dilakukan oleh buruh laki-laki.
``Tenaganya lebih kuat. Lagi pula setelah dicuci di tempat terpisah dari penjemuran dan pengepakan, ikan-ikan itu harus diangkut dengan songkro (gerobak--Red) yang membutuhkan tenaga besar,`` kilah Pak Adam.
Gaji Pria Lebih Tinggi
Menurut keterangan laki-laki berkulit legam ini, buruh laki-laki dibayar lebih tinggi, yaitu Rp. 20.000,00 per hari karena dinilai bekerja lebih berat dibanding perempuan. Tetapi tak dapat dimungkiri, untuk mepe dan mengepak ikan memerlukan jasa perempuan karena dianggapnya lebih teliti dalam melakukan pekerjaan.
”Kalau tidak ada perempuan-perempuan itu ya cotho. Laki-laki di sini nggak ada yang mau kerja mepe ikan, karena mereka kebanyakan malas, nggak telaten.” Pemepe ikan di tempatnya adalah perempuan-perempuan yang sudah cukup lama bekerja dengannya.
Suka-duka buruh mepe ikan seperti Ninuk cukup beragam. ”Sukanya itu kalau lagi kerja ya seneng, bisa ketemu teman. Kalau di rumah kan nggak enak. Nglangut. Nggak enaknya kadang pegel-pegel kalau lelangan ikan banyak.” Selain Ninuk, ada delapan pemepe ikan lain yang semuanya perempuan. Mereka bahu-membahu bekerja di tempat pengepakan ikan itu. Samproni misalnya.
Sudah lima tahun bekerja menjadi pemepe ikan. Mereka tak pernah mengeluh meski dibayar Rp12.000 per hari. Kalau ada lembur, mereka mendapat tambahan bayaran per jam Rp 2000 Sama seperti Ninuk, Samproni yang berusia 47 tahun itu merasa senang bisa bercanda setiap hari di tempat kerja bersama teman-teman; bisa menghibur hati dan membantu mencari nafkah untuk suaminya yang juga buruh pencuci ikan di tempat lain.
Tetapi sayangnya, mereka tidak bisa selamanya setiap hari bersama. Pasokan ikan mulai sulit. Belakangan beberapa pemilik kapal malah menjual kapal karena banyak yang bangkrut. Kalau sebelumnya lelangan terbanyak bisa hingga 60 kali per hari, kini jarang dialami karena pasokan ikan sulit.
Sehari ada tujuh kali lelang. Tiap 1 kali lelang berisi 12 basket dengan berat ikan 30 kilogram. Itu sudah cukup memadai. Sangat jauh memang dibanding sebelumnya. Pak Adam yang sudah belasan tahun menekuni usaha pengepakan ikan mengatakan, kapal mulai jarang memasok ikan sejak 3 tahun terakhir. Bahkan beberapa pemilik menjual kapal karena bangkrut.
``Mereka jual kapal karena nggak kuat bayar BBM. Soalnya harga barang-barang dan lainnya ikut naik. Pengusaha kecil seperti Saya ini semakin berat. Nyari ikan susahnya minta ampun.
Masih mending ada kapal, banyak malah yang sudah gulung tikar. Pabrik di depan juga sudah tutup. Padahal itu milik pengusaha besar. Banyak orang-orang nganggur. Nggak tahu lagi apa yang terjadi nanti kalau harga BBM terus naik,`` ungkap Pak Adam sambil menunjuk pabrik di depan tempat pengepakan ikan miliknya yang sudah tidak beroperasi lagi.
Tidak adanya pasokan akan sangat berpengaruh pada penghasilan perempuan-perempuan pemepe ikan. Sebulan mereka bisa bekerja hanya 15 hari. Setelah itu menganggur, menunggu ada panggilan berikutnya. Ninuk tidak mempunyai pekerjaan sampingan lain.
Kalau tidak ada pasokan ikan, dia hanya menjalankan aktivitas sebagai ibu rumah tangga. Pagi menyiapkan makan untuk anak, bersih-bersih rumah, dan istirahat sambil meng-hibur hati. Tak ada yang bisa dilakukan lagi selain hanya pasrah kepada keadaan.
Meski lulus SMP dia tidak punya cukup kenalan dan informasi untuk mendapat pekerjaan yang lebih layak. Sebisa mungkin uang hasil mepe ikan diatur sedemikian rupa untuk mencukupi kehidupan rumah tangganya, meski hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dan biaya sekolah anak bungsunya yang kini menginjak bangku sekolah menengah pertama itu.
”Nggak tahu nanti gimana. Sekarang saja ikan sudah sulit didapat. BBM naik lagi. Ya sudah, mau gimana lagi. Maunya ya kerja tiap hari, tapi kalau nggak ada ikan kan nggak bisa dapat uang. Saya sudah biasa hidup susah,” ungkap perempuan berkulit sawo matang itu sambil tersenyum.
Sekarang harga BBM sudah naik. Entah sampai kapan kehidupan perempuan pemepe ikan seperti Ninuk akan mengalami perbaikan. Harapan masih menggantung dan menjadi mimpi. (Ary Yusmindar, aktif di Koalisi Perempuan Indonesia Semarang)
Ya ya ya....kalau narsis sudah menjadi bubur, enak juga kan akhirnya? Hehe..
Label: Narsis?
dimuat di Suara Merdeka, 20 Agustus 2008
Sosialisasi KDRT Koran dan Televisi Jadi Media Efektif
PERKEMBANGAN teknologi informasi makin tak terbendung. Saat ini boleh dikatakan banyak orang familiar dengan internet atau setidaknya pernah mendengar namanya. Jargon masyarakat melek media juga tampaknya makin berkembang dan terealisasi hingga ke pelosok tanah air. Akhirnya banyak kalangan membidik media menjadi sasaran tembak melakukan sosialisasi.
Pegiat masalah perempuan atau aktivis LSM pun cukup terbantu dengan adanya media, baik cetak maupun elektronik. Kemajuan terlihat sejak masyarakat awam belum mengenal adanya istilah kekerasan dalam rumah tangga hingga dewasa ini banyak kalangan ramai-ramai berdebat masalah gender, poligami, perlindungan anak, dan lainnya.
Perjuangan para aktivis perempuan sungguh luar biasa tak kenal lelah mengkampanyekan slogan-slogan Stop kekerasan terhadap Perempuan, Stop Pelecehan Seksual, kuota 30% untuk perempuan dan lainnya.
Gencarnya para aktivis LSM melobi dan bekerjasama dengan berbagai elemen untuk menyuarakan kesetaraan gender tak luput dari peran serta media. Bisa dibayangkan seandainya media tidak mendukung hal itu. Meskipun harus diakui masih sedikit media (cetak maupun elektronik) yang betul-betul memberikan porsi lumayan kepada masalah perempuan. Setidaknya upaya para aktivis dan pendukungnya setelah melakukan workshop atau pelatihan-pelatihan jurnalistik berbasis gender sudah membuahkan hasil.
Efektif
Hal menarik dari hasil riset yang dilakukan Lembaga Studi Pers dan Informasi (LeSPI) pada kurun Februari-Juni 2008 memperlihatkan bahwa informan (responden) justru mengetahui isu-isu perempuan seperti masalah Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) dan hak-hak perlindungan anak dari media.
Hal itu apabila dibadingkan dengan komponen lain seperti lembaga sosial, pemerintahan, infrastruktur pemerintahan dan LSM. Sebanyak 140 informan dari 6 kota wilayah survey (Purwokerto, Solo, Temanggung, Semarang, Pati, dan Pekalongan). Di antaranya mengatakan tahu istilah KDRT setelah melihat infotainmen di televisi, membaca koran, atau mendengarkan radio.
Untuk lebih jelasnya lihat tabel di bawah:
Dari tabel tersebut terlihat bahwa sebanyak 35, 7 % (terbanyak) informan memeroleh informasi tentang UU KDRT dan sebanyak 32,9 % mengetahui UU Perlindungan Anak dari televisi. Beberapa informan mengatakan mereka mengetahui istilah perlindungan anak justru ketika melihat tayangan infotainmen yang memperlihatkan tayangan wawancara Kak Seto dari Komnas Perlindungan Anak. Saat itu menjadi mediator perwalian anak antara Tamara Blezynsky dan Rafli.
Memang mereka tak memahami begitu dalam pengertian perlindungan anak, tetapi setidaknya masyarakat marginal ternyata mampu mengakses informasi tersebut dan cukup mengerti bahwa kekerasan tak sepatutnya terjadi di dalam rumah tangga. Pun informasi tentang perceraian artis akibat kekerasan yang dilakukan oleh suami lebih mudah diterima oleh masyarakat pinggiran.
Televisi memiliki keunggulan karena menampilkan seluruh media informasi baik visual maupun audio. Di samping itu bisa dikatakan mayoritas masyarakat sudah mempunyai televisi di rumah sehingga memudahkan penerimaan akses informasi bagi mereka.
Dari tabel juga terlihat sebanyak 10% informan mengenal UU KDRT maupun perlindungan anak melalui koran. Kemungkinan hal ini terjadi adalah karena rendahnya minat baca di kalangan masyarakat. Hal menarik adalah ketika salah satu informan yang berprofesi sebagi pengecer koran (loper) mengatakan sangat terbantu dengan berita UU KDRT di media.
Ia menggunting potongan informasi UU KDRT dari koran lalu menempelnya di dinding rumah. Hal itu merupakan upaya untuk menyadarkan suaminya yang sebelumnya sering melakukan tindak kekerasan terhadapnya. Secara sengaja dia menunjukkan kepada suaminya tentang hukuman yang mengatur apabila pelaku terbukti melakukan KDRT.
Berkat potongan koran itulah menurutnya tidak ada lagi kekerasan yang dilakukan sang suami. Ia juga sadar untuk selalu memberikan ASI eksklusif hingga bayinya berusia 6 bulan karena membaca koran. Radio dan teman atau kenalan merupakan sumber informasi selanjutnya bagi informan.
Jelas akhirnya bahwa media ternyata sangat efektif menjangkau kelas masyarakat pinggiran. Ini menjadi catatan penting untuk efektivitas sosialisasi masalah perempuan di kemudian hari. Menjadi tugas para pegiat media dan aktivis LSM perempuan untuk mengemas isu dengan mengedepankan hiburan, menjual, dan tepat sasaran. Dengan demikian masyarakat pinggiran mampu mencerna maksud sosialisasi dan mengena sesuai tujuan. Tidak mudah memang, tetapi bukan tidak mungkin bisa dilakukan.
Publik Figur
Tidak hanya dalam pilkada dan menjelang pemilu 2009 saja para artis ramai-ramai mencalonkan dan dicalonkan oleh partai. Modal ketenaran nama juga cukup menambah nilai plus dalam sosialisasi masalah perempuan. Hal menarik dari survey yang dilakukan LeSPI adalah ketika informan yang terdiri atas kaum pinggiran mengetahui istilah kekerasan dalam rumah tangga dari infotainmen seperti penjelasan sebelumnya.
Mereka lebih mudah menerima informasi ketika kebetulan menonton berita perkawinan Maia dan Ahmad Dani berantakan dan disinyalir telah terjadi kekerasan dalam rumah tangga. Demikian pula ketika artis Five Vi memperebutkan hak perwalian anak dari suaminya pun ada masalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Masih jelas terngiang ketika beribu umat Islam perempuan kecewa dan ramai-ramai memperdebatkan masalah poligami dan hak-hak perempuan, ketika sang public figure Aa Gym terang-terangan mengaku menikah lagi. Luar biasa kekuatan media dalam menyuarakan persoalan.
Maka pada akhirnya ikon publik figure menjadi hal penting selanjutnya agar lembaga tertentu efektif menyampaikan informasinya, termasuk masalah jender. Keberhasilan pementasan vagina monolog yang berisi suara perempuan dengan melibatkan media juga menjadi hal yang patut diperhitungkan untuk sosialisasi masalah perempuan.
Apalagi di dalamnya melibatkan banyak artis papan atas Indonesia seperti Ayu Azhari, Rieke Dyah Pitaloka, Happy Salma, Ria Irawan, hingga Kristine Hakim. (Ary Yusmindar, anggota tim peneliti di Lembaga Studi Pers dan Informasi (LeSPI) Semarang).
Label: Artikel
Beker: Ponsi.....lagi pilek ya? Waduh kasihan. Makanya jangan suka keluyuran sama si Adung. Kamu sih mau-mau aja diajakin jalan sama dia.
Ponsi: wewww enak aja....aku pilek karena cuacanya emang lagi nggak asik tauuu.....
Beker: Ya sudah. Makanya tetep pakai baju hangat kalau ke luar malem, biar badan kamu nambah fit. Okay?
Ponsi: Iya iya...cerewet kamu ah.
Beker: Tapi Kamis depan, tanggal 21 Agustus bisa on air dong di TVKU Semarang? Kan kita bakal nemenin sahabat myrA buat ngobrol dan maen bareng?
Ponsi: Pastinya bisa dongg.....apa sih yang enggak buat myrA. Oh iya...teman-teman bisa ikutan gabung lho di acara itu. Ada banyak hadiah dan games lucu. Seru deh pokoknya...
Beker: Tentu......jangan lupa ya..tonton terus myrA di TVKU tiap Kamis sore, jam 3.30-4.30 pm. Dagh daaaa...
Label: Tonton ya di TVKU
Sukanya gitu, selalu ada kemudahan, Thanks God. Pernah kehabisan bensin, nggak taunya di sebrang ada yang jualan. Pernah bocor ban, di depan nggak ada 2 meter ada tukang tambal ban. Pernah susah banget bikin laporan keuangan...eittt properti pendukung tersedia dengan suka citanya. U la la la....i luv my world, hidup ini easy kalo Qta ngejalaninnya dengan rilex, n dari dalem hati.
Dari kemaren pulang kantor senyum-senyum sendiri. Kayaknya hoki nih jualannya hahahhaa...Semalem cerita to Heli, yang selalu nambah semangat, n ngedukung aku.
Label: Uh la la la..
Dilanjutt...nyari bunga buat berkebun di rmh. Seru juga tawar-menawar dengan penjualnya. Dapet deh, penuh semobil! Terus nyobain wedang rondhe, n nggak ketinggalan..SATE KELINCI. Hihi...ngantukkk tapi diomelin temen yg driver. Ya sud, yang penting dianterin mpe rumah.
Eitt..ada kenangannya loh. Pas nyampe di tengah hutan,sempet mau istirahat bentar, karena Kinoy ternyata bawa minuman instant. Ga taunya ketemu ular ijo...ngabur deh pelan2 hihi...untung si ijo cuman say hello ajah, slamet deh:-)
Hunny, sayang kamu nggak ikut hehe...I Miss u.
Label: Ada Ular?
Bener banget,
Kalo kita pastinya nggak bisa ngegantungin apapun sama orang lain. Kitanya yang harus kuat, jalan terus pantang mundur. Itu yang kadang lupa. Ketika sudah di jalan, bingung, apalagi kalo ada persimpangan yang kita bingung banget, mau ke mana enaknya, mau ke mana benernya. Aduh!
Tapi sebenernya easy, kalo megang kata hati. Jangan lupa dari tujuan awal, meski berat, harus ngelakuinnya sendiri. Tapi itu satu sikap yang nurut aku patut diacungin jempol. Sip sip.
Hehehe..parahnya lagi kalau nambah ngelibatin emosi. Yang ini kayaknya harus ditepisin jauh-jauh dari awal. Memang sih susah..tapi ya begitu harusnya. Logic itu kan jauh dari emosi, meskipun salah satunya keputusan yang diambil ngelibatin mental, non fisik, bukan berarti tidak logic. Asal semua bisa dinalar, menurutku itu bisa diterima.
Ngelantur....hehehe..
Aku juga orangnya jarang banget marah, meski sering ngambek (ini 2 hal yang berbeda). Dan marahnya aku paling diem, dan aku tinggalin. Karena aku lebih bisa berdamai dengan MUSIK, AIR, dan ANGIN.
Seperti saat ini, kalo toh pun aku marah, nggak cukup kata-kata untuk memvisualisasikan betapa marahnya aku. Karena itu aku cuma diam. Nggak perlu nyumpah serapahin, n ngejawab pertanyaan basa-basi nggak penting. YOU CAN NEVER GET ENOUGH. Sampai kamu sadar apa yang sudah kamu lakuin itu bener apa salah..... buat kamu n orang-orang di sekitar kamu.
Label: Marahh??
Beberapa hari ini aku sakit euy...bete rasanya.
Semangatnya nolak buat istirahat, tapi badan nggak bisa kompromi, maunya diistirahatin, nggak dipaksa kerja n mikir kali ya hehehe.
Ya sud, mau nggak mau....harus istirahat. Ya ya ya...dengan rileks kadang kita bisa menemukan sesuatu yang selama ini kita cari sampai ke ujung kolong, nggak tahunya deket-deket saja tuh:-)
Atau dengan istirahat, kita bisa manfaatin waktu buat konsentrasi pada rumah. Nyiramin taneman yang mungkin selama ini kita abaiin karena kesibukan. Atau bisa juga full seharian nonton film di rumah...
Ya ya ya..sakit dan enggak tetep sama kok, ada manfaatnya.
Awalnya dari perbincangan waktu lunch di teras kantorku...dengan temen-temen dan sahabat tentunya.
Katanya sih kalau ada cinta mula-mula, perasaan itu nggak bakalan luntur. Perasaan yang bisa saja terjadi seperti FIRST LOVE AT FIRST SIGHT, atau rasa getar hebat saat pertemuan itu datang. Aku pernah merasakannya.
Akhirnya.....meski ada masalah di perjalanan cinta. ketika dibalikin lagi pada perasaan awal, ketika kita jatuh cinta.....perasaan itu akan menyelimuti perjalanan cinta sepanjang hayat.
Nggak ada deh kata selingkuh di kamus cintanya. Yang ada hanya cinta, sayang, tulus, dalemmm....
kalau kita lihat juga ya, betapa jauh perjalanan...ada yang merasa belum nyampai, atau merasa tidak nyampai (sabarrr...). Tetapi semuanya jadi nggak berasa, kalau perasaan cinta itu hadir sepanjang nafas, yang selalu kita butuhkan...selama masih hidup.
Label: Fallen.....
Ada pepatah yang mengatakan; lebih baik mengalah untuk menang. Ya ya ya..mengalah itu kan kata aktif, beda dengan 'kalah'. Dalam strategi bisnis pun ada istilah semacam itu dalam proses negosiasi.
But...hidup ini tidak selalu sama dengan bisnis. Tapi kadang nggak ada bedanya juga, karena ada musuh, teman, cinta, win, dll!
ketika mempermainkan menjadikan salah satu merasa menang, sebisanya ini dibicarakan ulang.
ketika main-main menyebabkan salah satu terbakar, semestinya kita mereview masa sebelumnya.
ketika permainan mengakibatkan salah satu terluka, MAAF yang sebenarnya menjadi tidak sekedar pengampunan.
Biar tidak ada yang tersakiti,
Biar reality berjalan seperti sebelumnya,
Biar kita bisa tersenyum terbuka dan saling menerima kebersamaan yang indah, tidak menyakitkan.
Hehehe...serius amat gue yak?
Someday i'll be there again :-)
Label: Pekalongan....
Label: Love love....
Hallo all,
Kembali nulis di blog, seperti dulu pernah dilakuin, tapi buyar lagi hehehe...
Panggil saja nama saya, Riry. Karena itu biasa dilakuin teman-teman.
Semoga blog kali ini nggak ngilang seperti sebelumnya. Isinya juga sebagian tulisan lama. Istilahnya tulisan lama tampil kembali hehehe..
Monggo kalau ada yang mau comment, dipersilahken.
Bebas atuh.....apapun commentnya.
C u.....
Label: pertama kali...